Minggu, 11 Mei 2014

ekologi peraiaran_ budidaya ikan mas




Tugas individu             
Mata kuliah                   : Ekologi Perairan



EKOLOGI PERAIRAN

(Jenis-Jenis Organisme, Cara Hidup, Tempat Hidup dan Cara simbiosime )
This Logo is Designed by Zia



Di susun oleh:

ABDUL HALIM AKBAR         105 940 714 12


JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
 FAKULTAS PERTANIAN
 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR




Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “organisme ” dengan lancar tanpa halangan suatu apapun.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan mengenai upaya mengatasi masalah jenis-jenis organisme yang berdasarkan cara hidup dan simbosime di suatu perairan . Penulis menyadari pembuatan makalah ini masih sangat sederhana dan jauh dari sempurna, untuk itu segala kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka, demi keberhasilan makalah selanjutnya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya dan dunia perikanan pada umumnya.
Demikian atas perhatiannya, kami mengucapkan terima kasih.


Makassar 25 April 2014

Abdul Halim Akbar
ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................................. i
Daftar Isi...................................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
1.1.Latar Belakang............................................................................................................... 1
1.2.Rumuan Masalah........................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
2.1.Biologi Ikan Mas  (Cyprinus carpio).............................................................................. 3
2.2.Siklus Hidup Ikan Mas.................................................................................................. 6
2.3.Habitat dan Penyebaran................................................................................................. 7
2.4.Perkembangbiakan........................................................................................................ 8
2.5.Kebiasaan Makan Ikan Mas........................................................................................... 8
2.6.Pengelolaan Kualitas Air................................................................................................ 9
2.7.Simbiosisme.................................................................................................................. 10
2.8.Manfaat dan tujuan Simbiosis pada Ikan....................................................................... 13
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan................................................................................................................... 16
3.2.Saran............................................................................................................................. 16

Daftar Pustaka.............................................................................................................................. 17













ii


I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Ikan mas  merupakan komoditas perikanan yang potensial untuk dikembangkan, karena selain mempunyai potensi sumber daya berlimpah juga peluang pasar yang besar. Namun, hingga saat ini perkembangan ikan mas di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat.
 Secara ekonomis usaha budidaya ikan mas sangat menguntungkan karena ikan Mas memiliki nilai ekonomi yang tinggi,  banyak diminati konsumen karena rasa dagingnya yang enak dan gurih serta memiliki kandungan protein yang cukup tinggi . Disamping itu, ikan juga sangat mendukung bagi pemenuhna gizi  bagi masyrakat. Sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan manfaat ikan, maka tingkat kebutuhan akan daging ikan makin meningkat.
Akuakultur merupakan usaha produksi biota akuatik di dalam lingkungan terkontrol untuk tujuan komersial. Akuakultur dikelompokkan ke dalam 2 (dua) bagian besar, yaitu pembenihan dan pembesaran. Produk utama dari pembenihan, yaitu benih siap tebar untuk kegiatan pembesaran. Sedangkan kegiatan pembesaran menghasilkan biomassa ikan yang siap konsumsi. Dalam kegiatan pembenihan terdapat beberapa rangkaian kegiatan, salah satunya yaitu pemijahan ikan. pembenihan adalah merupakan faktor penentu sehingga tidak kesulitan dalam penyediaan benih. Pembenihan ikan air tawar baik ikan konsumsi maupun ikan hias memberikan peluang usaha yang sangat potensial dikarenakan telah merambah ke pasar ekspor.
Salah satu usaha yang di tempuh untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap ikan konsumsi telah ditempuh bebrapa cara, salah satunya adalah pengembangan budidaya intensif. Budidaya ikan intensif ditujukan untuk memanfaatkan lahan yang ada semaksimal mungkin dengan menggunakan teknologi budidaya yang sudah maju, sehingga diharapkan produksi ikan persatuan luas dapat ditingkatkan, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan.
Ikan mas ( Cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas perikanan darat yang telah lama dibudidayakan karena pertumbuhannya sangat cepat dan potensi pemasarannya cukup baik. Pemeliharaanya sangat mudah dikarenakan ikan ini mempunyai kemampuan adaptasi yang baik dalm lingkungan budidaya, terutama pada kadar oksigen terlarut rendah dan serangan penyakit. Makanan alami ikan Mas umumnya hewan kecil yang hidup didasar perairan, misalnya larva Chironimidae, Tubificiedae, dan moluska.
Didorong dengan kelebihan tersebut diatas dan juga dengan banyaknya masyarakat yang membudidayakan ikan Mas ini, maka diperlukan usaha budidaya yang baik untuk membudidayakannya, baik dalam pembenihan maupun pembesaran dalam berbagai sistem dan intensitas budidaya. Salah satu lembaga yang pemerintahan yang yang bergerak dibidang pengembangan pembenihan ikan mas adalah Balai Benih Ikan Batunadua Padang Sidimpuan Kabupaten Tapanuli Selatan.
1.2.  Rumusan Masalah
Makalah ini merumusakan masalah sebagai berikut:
1.       Bagaimana siklus hidup ikan mas?
2.       Bagaimana habitat penyebaranya?
3.       Kebiasaan makan ikan mas?
4.       Hubungnan simbosisme?














II
PEMBAHASAN

2.1.  Biologi Ikan Mas  (Cyprinus carpio)
2.1.1.  Taksonomi
Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan Mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan Mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.
Spesies ikan mas (Cyprinus carpio) masuk dalam genus Cyprinus dari famili Cyprinidae. Diberbagai tempat ikan Mas ini disebut sebagai ikan Tambra, raya atau ameh (Susanto, 2003). Klasifikasi ikan mas menurut Bachtiar dkk, (2002) adalah sebagai berikut:
       Filum                 : Chordata
Klas                 : Vertebrata
Sub Klas           : Pisces
Ordo                 : Cypriniformes
Sub Ordo          : Cyprinoidae
Famili               : Penaedea
Genus               : Cyprinus
Species             : Cyprinus carpio. Linneus

10311871_663147960418392_980747761_n.jpg
Gambar 1.Morfologi ikan mas

2.1.2.     Morfologi
Menurut Bachtiar dkk (2002), dilihat dari morfologi atau bentuk tubuhnya ikan mas memiliki ciri-ciri sebagai berikut bentuk badan memanjang dan sedikit pipih ke samping, mulut terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protektil) serta dihiasi dua pasang sungut. Selain itu di dalam mulut terdapat gigi kerongkongan, dua pasang sungut ikan mas terletak di bibir bagian atas tetapi kadang-kadang satu pasang sungut rudimentee atau tidak berfungsi, gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) terdiri atas tiga baris yang berbentuk geraham, memiliki sirip punggung (dorsal) berbentuk memanjang dan terletak di bagian permukaan tubuh, berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral) bagian belakang sirip punggung memiliki jari-jari keras sedangkan bagian akhir berbentuk gerigi, sirip dubur (anal) bagian belakang juga memiliki jari-jari keras dengan bagian akhir bebrbentuk gerigi seperti halnya sirip punggung, sirip ekor berbentuk cagak dan berukuran cukup besar dengan tipe sisik berbentuk lingkaran (cycloid) yang terletak beraturan, gurat sisik atau garis rusuk (linea lateralis) ikan mas berada di pertengahan badan dengan posisi melintang dari tutup insang sampai keujung belakan.
Tubuh ikan mas digolongkan tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor. Pada kepala terdapat alat-alat seperti sepasang mata, sepasang cekung hidung yang tidak berhubungan dengan rongga mulut, celah-celah insang, sepasang tutup insang, alat pendengar dan keseimbangan yang tampak dari luar (Cahyono, 2000). Jaringan tulang atau tulang rawan yang disebut jari-jari. Sirip-sirip ikan ada yang berpasangan dan ada yang tunggal, sirip yang tunggal merupakan anggota gerak yang bebas. Selain itu system alat pencernaan ikan mas secara umum terdiri atas saluran pencernaan berturut-turut dari mulut hingga ke anus sebagai berikut:
1.       Rongga mulut, di dalam rongga dada sebagai berikut
a.       Lidah yang melekat pada dasar mulut dan tidak dapat di gerakan
b.       Kelenjar-kelenjar lendir, tetapi tidak terdapat kelenjar ludah.
c.       Rahang dengan gigi-gigi kecil berbentuk kerucut.
2.       Faring, yaitu pangkal tenggorokan yang tempatnya yang sesuai dengan tempat insang.
3.       Kerongkongan yaitu kelanjutan faring yang terletak di belakang insang.
4.       Lambung yaitu kelanjutan kerongkongan yang merupakan pembesaran dari usus.
5.       Ususnya panjang dan berliku-liku pada saluran pencernaan terdapat beberapa kelenjar pencernaan, antara lain:
a.       Hati, terletak di bagian muka rongga badan meluas mengelilingi usus.
b.       Pangkereas terletak dibagian lambung dan usus.
c.       Jantung, terletak di dalam rongga tubuh yang dibatasi dekat daerah insang dan di bungkus oleh selaput. Disamping alat-alat yang terdapat dalam, rongga peritoneum dan pericardium, gelembung renang, ginjal, dan alat reproduksi pada sistem pernapasan ikan umumnya berupa insang (Bactiar,2002).
Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m diatas permukaan laut, dengan suhu 200C-250C pH air antara 7-8 (Herlina,2002). Diantara jenis ikan Mas itu sendiri jika di amati lebih lanjut ada perbedaan dari segi sisik, bentuk badan, sirip mata dan perbedaan ini menunjukkan adanya perbedaan ras pda jenis ikan air tawar. Ras-ras yang ada pada ikan mas antara lain:
1. Punten
Warna sisik hijau gelap, mata menonjol, gerakan lamban dan jinak punggung lebar dan tinggi, ikan ini mempunyai panjang dan relatif pendek di bandingkan ikan mas lainya.
2.Sinyonya
Warna sisik kuning muda, badan relative panjang, mata tidak begitu menonjol dan normal pada usia yang masih muda, sedang yang sudah tua sipit, yag masih muda gerakannya jinak dan suka berkumpul pada permukaan air, perbandingan panjang dan terhadap tinggi badan antara 3,66:1.
3. Majalaya
Warna sisik hijau keabu-abuan, dengan tepi sisik lebih gelap kearah punggung badan relative pendek, punggung tinggi (membungkuk) dengan perbandingan panjang dan tinggi badan 3,20:1 dan gerakan jinak.
4. Kumpai
Warnanya bermacam-macam, tanda yang khasnya adalah siripnya panjang dan gerakannya lambat.
5. Kancra Domas
Sisik kecil-kecil, bagian atas hijau kehitaman dan ada bagian titik yang mengkilap, bagian bawah sebatas garis badan berwarna putih.
6. Fancy Carp (Koi)
Warna beraneka ragam, gerakan lamban dan jinak, badan relatif pendek dan tinggi.g pangkal ekor.

2.2. Siklus Hidup Ikan Mas
Siklus reproduksi ikan mas dimulai didalam gonad, yakni ovarium pada ikan betina dan testis pada ikan jantan. Ovarium pada ikan betina menghasilkan sel telur dan testis pada ikan jantan menghasilkan spermatozoa. Ikan mas memijah sepanjang tahun dan tidak terpengaruh oleh musim. Pemijahan alami ikan mas terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Induk-induk ikan mas akan lebih agresif pada saat memijah. Biasanya sebelum memijah ikan mas cenderung mencari tempat rimbun yaitu tanaman air atau rumput-rumput yang menutupi permukaan air. ( Bachtiar, 2002 ).
Organ yang aktif dalam proses pemijahan ikan mas adalah sitem saraf pusat dan kelenjar pituitary. Kelenjar kedua organ tersebut adalah menstimulasi (meransang) aliran hormon gonadotropin masuk kedalam aliran darah. Dengan adanya rangsangan hormon tersebut, terjadilah proses ovulasi telur (pembuahan). Dalam kondisi normal, semprotan cairan sperma dalam media air juga menimbulkan kondisi psikologis yang dibuat spawning condition yang secara langsung akan mempengaruhi proses ovulasi telur. fertilisasi (pembuahan telur oleh sperma) tejadi apabila sel-sel telur segera terbuahi oleh sperma. Di dalam air, sel sperma bergerak aktif dan masuk membuahi sel telur melalui lubang kecil pada chorion (kantung umum embrio). (Bachtiar., 2002). Telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa ( fertil ) akan menghasilkan embrio yang tumbuh didalamnya. Kira-kira 2-3 hari kemudian, telur-telur tersebut akan menetes dan tumbuh menjadi larva.
Untuk melangsungkan hidupnya, larva ikan mas mendapatkan makanan dari makanan cadangan yang berasal dari kantung kuning telur (yolk) kantong ini berukuran relatif lebih besar dari pada perut larva dan menggantung dibawah permukaan perut. Kantung kuning telur ini akan cukup untuk menyuplai kebutuhan energi dalam mempertahankan kelangsungan hidup larva selama 3-4 hari. Makanan ini merupakan sumber energi sebelum organ pencernaan larva berkembang dan mampu menelan makanan yang diperoleh dari media atau disekitar habitatnya.(Bachtiar, 2002 ).

2.3. Habitat dan Penyebaran
Di alam asli, ikan mas dapat ditemui di pinggiran sungai, danau, atau perairan tawar lainnya yang keadaan air tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras. Meskipun ikan mas termasuk ikan air tawar, namun tidak jarang ikan ini ditemui hidup di daerah muara sungai yang berair payau (Djarijah, 2001).
Khairuman et.al (2005), menyatakan ikan mas dapat hidup di tempat (habitat) perairan air tawar yang tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, misalnya di pinggiran sungai atau danau. Ikan ini dapat hidup baik di ketinggian 150-600 meter di atas permukaan laut dan pada suhu 25–300C.
Ikan mas yang dibudidayakan di areal perkolaman dapat dikawinkan sepanjang tahun (tidak mengenal musim). Tetapi di alam aslinya misal: sungai, danau ataupun genangan air lainnya, ikan mas memijah pada awal atau sepanjang musim penghujan. Biasanya memijah pada perairan dangkal, setelah mengalami kekeringan musim kemarau, dan menempelkan seluruh telurnya pada tanaman atau rerumputan di tepi perairan. Atas dasar inilah orang kemudian beranggapan bahwa ikan mas yang akan memijah harus didahului dengan tindakan memanipulasi lingkungan yang meliputi pengeringan kolam dan pengisian air baru. Sebagai bahan penempel telurnya digunakan kakaban, yaitu ijuk yang dijepitkan di dua bilah bambu.

2.4. Perkembangbiakan    
Djarijah (2001), menyatakan di wilayah beriklim tropis, ikan mas mencapai tingkat kedewasaan yaitu sekitar umur 1–2 tahun dengan kisaran berat antara 1,5 - 2 kg/ekor untuk betina. Sedangkan ikan mas jantan mencapai matang kelamin relatif lebih mudah dari pada betina yaitu 8 bulan dengan berat badan 0,5 – 0,7 kg/ekor. Proses matang kelamin ikan mas berlangsung relatif lama dan pelan-pelan. Perkembangan gametnya sangat dipengaruhi oleh temperatur lingkungan. Perkembangan telur dan sperma induk ikan mas yang hidup di daerah tropis relatif lebih cepat dibandingkan dengan kawasan subtropis.
Siklus reproduksi ikan mas dimulai di dalam gonad, yaitu ovari pada ikan betina dan testis pada ikan jantan. Dari ovari akan dihasilkan telur dan dari testis akan dihasilkan spermatozoa. Pemijahan pada ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Secara alami pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang ikan mas memijah induk-induk ikan mas bersifat lebih agresif. Di alam telah menjadi kebiasaan, sebelum memijah ikan akan mencari tempat rimbun dengan tanaman air atau rumput-rumput yang menutupi permukaan air. Substrat-substrat tersebut dapat merangsang pemijahan dan digunakan untuk meletakan telur-telurnya. Sifat telur ikan mas adalah melekat pada substrat. Telur- telur ikan mas berbentuk bulat, bening, dan ukurannya bervariasi menurut umur dan bobot induk. Diameter telur ikan mas tersebut antara 1,5 - 1,8 mm dengan bobot antara 0,17 - 0,20 mg (Kilawati, 2004).

2.5. Kebiasaan Makan Ikan Mas
Makanan merupakan fungsi yang sangat penting bagi organisme. Fungsi dasar tersebut adalah untuk pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi. Berdasarkan kebiasaan makanannya, ikan dapat digolongkan menjadi ikan karnivor, herbivor, dan omnivor. Penggolongan ini didasarkan atas morfologi pencernaannya. Ikan karnivor mempunyai panjang usus kurang dari 100% panjang tubuhnya. Adapaun ikan herbivor mempunyai panjang usus lebih dari 100% panjang tubuhnya (Cahyono,2001), menyatakan bahwa ciri khas dari ikan karnivor yaitu terdapatnya lambung dan usus yang pendek. Adapun pada ikan omnivor tidak ada lambung tetapi ususnya lebih panjang. Dengan melihat kebiasaan makanan tersebut, maka dapat ditentukan beberapa hal, antara lain gizi alamiah ikan, hubungan ekologi di antara organism di suatu perairan seperti bentuk-bentuk pemangsaan, saingan, dan rantai makanan sehingga makanan dapat menjadi faktor yang menentukan bagi populasi, pertumbuhan, dan kondisi ikan Effendie (2002) menerangkan bahwa jenis makanan suatu spesies ikan tergantung pada umur,tempat, dan waktu. Ikan mas adalah ikan omnivor yang lebih mengarah pada makanan yang berasal dari sumber hewani. Menurut Susanto (2003), makanan ikan mas pada waktu muda adalah protozoa dan crustacea yang berukuran kecil. Setelah kira-kira berukuran panjang 10 cm, makanan ikan mas tersebut terdiri dari hewan air yang hidup di dasar perairan seperti Chironomidae, Ephermeridae, Tricoptera, dan Mollusca. Selain itu, ikan mas juga memakan tanaman yang telah membusuk dan epipiton.
Makanan alami ikan mas muda adalah zooplankton, adapun padahidup selanjutnya ikan mas memakan invertebrata dasar. Makanan alami di alam yang dikonsumsi ikan mas meliputi algae, ikan kecil, cacing, terrestrial invertebrates, detritus, dan tanaman yang membusuk (Bardach et al., 1972). Menurut Ma’ruf (1980), kebiasaan makanan ikan mas terdiri dari beberapa kelompok makanan, yaitu alga (diatom desmid, filamentous algae, dan nonfilamentous algae), crustacean, rotifer, protozoa, oligochaeta, mollusca, dan insekta. Selain itu juga ditemukan makanan berupa hancuran tanaman dan bahan yang tidak teridentifikasi. Selanjutnya Ma’ruf (1980) menyatakan bahwa berdasarkan Index of Preponderance, makanan utama ikan mas terdiri dari crustacean dan filamentous algae. Adapun hancuran tanaman dan diatom merupakan makanan yang kedua.

2.6. Pengelolaan Kualitas Air
Bagi biota air terutama ikan, air berfungsi sebagai media baik media internal maupun eksternal. Sebagai media internal, air berfungsi sebagai bahan baku untuk reaksi di dalam tubuh, pengangkutan bahan makanan ke seluruh tubuh, pengangkutan sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari dalam tubuh dan pengaturan atau penyangga suhu tubuh. Sementara sebagai media eksternal, air berfungsi sebagai habitatnya. Oleh karena itu, air sangat penting atau esensial dalam kehidupan biota air maka kualitas dan kuantitasnya harus dijaga sesuai dengan kebutuhan ikan (Kurniawan, 2011)
Sebagai makhluk hidup, ikan membutuhkan lingkungan yang nyaman agar dapat hidup dengan baik dan sehat. Lingkungan hidup ikan adalah air, bila lingkungan tersebut tidak baik dan sudah tercemar oleh bahan-bahan beracun maka ikan akan mengalami stres yang berujung pada kematian bagi ikan (Santikawati, 2009).
Menurut Lesmana (2005) dalam Santikawati (2009), di alam tidak ada air yang benar-benar murni karena masih dipengaruhi banyak substansi maupun bahan yang ada di atmosfer seperti gas yang terlarut pada air hujan serta bahan dalam tanah. Interaksi dari beberapa variabel tersebut mengakibatkan lingkungan perairan menjadi bervariasi, masing-masing memiliki perbedaan karateristik, baik fisik maupun kimia. Oleh karena itu, makhluk hidup terutama ikan akan dipengaruhi oleh perbedaan tersebut. Akibatnya, ikan akan beradaptasi dengan air pada karateristik yang spesifik.

2.7. Simbiosisme
Hubungan simbiosis adalah keterkaitan yang terjalin di antara spesies-spesies yang secara bersama mengembangkan cara hidup saling melindungi, memberi makan, atau membersihkan pasangannya. Contohnya hiu berpasangan dengan ikan-ikan, ikan dengan udang, dan udang dengan ketimun laut (sea cucumber) dan masih banyak lagi. Inilah contoh hubungan simbiosis yang radikal dari kedalaman samudera di dunia.
Adapun hubunagan tersebut dikategorikan menjadi tiga kelompok besar sebagai berikut:
1.       Simbiosis komensalisme
Yaitu suatu hubungan yang terjalin diantara dua organisme. Dan hanya satu organisme saja yang merasa diuntungkan. Adapun contohnya yang terjadi di dunia bawah laut seperti:
          Udang adalah merupakan organisme yang mengambil keuntunagan dari yang pasangannya pada  hubungan simbiotik. Meski bukan parasit, tidak ada untungya ditunggangi udang di punggungnya. Pembonceng-pembonceng ini dapat ditemui di atas makhluk-makhluk yang lebih besar dan bergerak lebih cepat termasuk nudibranchs dan ketimun laut (sea cucumber). Mereka menggantung dan memunguti sisa-sisa makanan ketika tunggangan mereka bergerak di dalam laut.
          Simbiosis komensalisme terlihat antara ikan hiu dengan ikan remora. Ikan remora yang berenang di dekat tubuh ikan hiu akan turut menjelajah ke mana pun ikan hiu itu pergi. Ikan remora menjadi aman dari ancaman ikan pemangsa lain karena ikan pemangsa takut terhadap ikan hiu. Sedangkan bagi ikan hiu, ada tidaknya ikan remora tidak berpengaruh terhadapnya
          The Goby dan-bulu babi juga menunjukkan commensalism. Ada beberapa jenis Goby, seperti memancarkan Astropyga, yang hidup di antara duri bulu babi beracun. Mereka mendapatkan perlindungan dari tuan rumah mereka sementara tuan rumah mereka tidak diuntungkan atau dirugikan oleh hubungan.
2.       Simbiosis Mutualisme
Yaitu suatu hubungan yang terjalin diantara dua organisme, yang keduanya memperoleh keuntungan,. Adapun contohnya yang terjadi di dunia bawah laut seperti:
          Udang “cleaning-service”, memanjat ke mulut belut laut yang tajam untuk mencari sisa-sisa makanan seperti parasit-parasit, kebiasaan tersebut menunjukan hubungan yang saling menguntungkan, dan jika kedua organisme tersebut tidak ada salah satunya maka organisme yang satunya akan mengalami kerugian. Bila tidak ada udang tersebut, belut tidak akan cukup bertahan mengatasi parasit-parasit yang mengganggu kelangsungan hidupnya, dan sebaliknya untuk udang bila tidak ada belut tidak ada media mencari makan yang berpotensi memutus suplay makanan untuknya.
          Kepiting boxing, hermit, dan jenis-jenis kepiting lainnya diketahui berteman dengan bermacam-macam spesies anemones laut bersengat. (anemones adalah invertebrata laut yang hidup menempel di karang). Hubungan tersebut terjadi dengan cara sebagai berikut: Kepiting boxing bergantung dan memegang erat anemones dengan tujuan untuk melindungi dirinya dari predator yang mengancam.  Sedangkan beberapa kepiting hermit memanggul anemones dan menempelkan anemones ke cangkangnya dengan tujuan menghalangi musuh-musuhnya. Hubungan ini berjalan dua arah  yaitu anemones dapat memperoleh banyak makanan karena berpindah-pindah  dari tempat satu ketempat lainnya.
          Seekor ikan berbintik dapat hidup bersama udang bercangkang. Keduanya menjalani hidup bersama dan saling mengisi. Mereka menempati lubang bersama,  lubang digali oleh udang dan  ikan dilindungi oleh ikannya. Udang yang relatif tidak bisa melihat ini mempercayakan penglihatan tajam sang ikan sebagai penjaganya dan memberi tanda padanya saat aman untuk bergerak. Ikan-ikan ini sebaliknya mengharapkan lubang yang digali oleh udang ini untuk dijadikan tempat berlindung dan istirahat yang nyaman.
          Hiu sepertinya merupakan sekutu yang paling tidak disukai di lautan: besar, cepat, ganas, dan predator yang kejam, lalu kenapa mereka demikian toleran dengan ikan remore yang menggunakan perekat yang aneh untuk menempel pada perut hiu. Awalnya dianggap sebagai satu jenis hubungan commensalism hubungan yang hanya menguntungkan satu pihak saja, tapi belakangan diketahui bahwa remora tidak hanya memunguti sisa-sisa makanan hiu tapi juga membersihkan parasit-parasit dari tubuh sisi bawah hiu. Sehingga dapat dikatakan hubungan keduanya merupakan simbiosis mutualisme karena keduanya Saling diuntungkan.
          Ikan badut (clownfish) sepertinya menjadi satu-satunya spesies ikan yang tahan terhadap efek racun dari anemones laut, bergerak bebas di dalamnya.Ikan badut kerap dijumpai bersembunyi, berselimut, dan bercengkrama diantara tentakel-tentalel anemon yang beracun. Anemones akan melindungi ikan badut ini dan mereka akan memakan sisa-sisa yang ditinggalkan ikan ini termasuk copepods, isopods dan zooplankton. Ikan badut juga akan melindungi teritorinya dengan ganas, menjaga anemones miliknya.
3.       Simbiosis parasitisme
Yaitu suatu hubungan antara dua organisme yang berlainnan jenis, yang satu disebut inang dan yang satunya disebut parasit. Dimana parasit ini bergantung dan hidup pada pengorbanan inangnya. Ada dua jenis parasitisme, ectoparasitism dan endoparasitism. Ectoparasitism adalah tempat parasit yang eksternal dan endoparasit hidup di dalam tubuh inang, seperti virus, bakteri, cacing pipih, cacing gelang dan lintah.
Adapun contohnya yang terjadi di dunia bawah laut seperti:
          Hubungan ini terjadi contohnya pada parasit-parasit yang menempel pada belut laut pada penjelasan sebelumnya. Yaitu belut dirugikan dengan keberadaan parasit-parasit yang menempel pada mulutnya.
          Ikan Pearl dan Sea Cucumber. Pearl ikan hidup di kloaka Sea Cucumber yang mereka masuk melalui anus. Ikan Pearl kemudian menerobos membran pernapasan dan menempatkan rumahnya.Pearl pakan ikan pada jaringan Ketimun Laut pernapasan dan gonad. Mereka juga meninggalkan sarang mereka di malam hari untuk makan. Ketika ikan Pearl meninggalkan Sea Cucumbers untuk mencari makan, mereka mengikuti aroma kimia yang membuat mereka kembali ke anus Sea Cucumbers itu.
          Contoh dari hubungan ecotoparasitism adalah fish doctor dan ikan. Fish Doctor, jenis Crustacea Isopod, akan melampirkan dirinya di bawah sirip, sisik, atau insang ikan. Kemudian menghisap darah ikan tuan rumah sampai mati.
          Contoh hubungan endoparasitism adalah ikan mutiara, dan teripang. Ikan mutiara adalah jenis mesoparasite. Mendeteksi bahan kimia yang dilepaskan oleh teripang dan memasuki teripang ketika berpartisipasi dalam pertukaran gas dan napas di dalam air. Teripang berupaya untuk mengeluarkan ikan mutiara dengan cara mengeluarkan sebagian besar dari saluran pencernaan melalui anus mereka. Hal ini dapat merugikan untuk teripang.
2.8. Manfaat dan tujuan Simbiosis pada Ikan
Organisme menggunakan simbiosis dalam berbagai cara untuk menyelesaikan berbagai kegiatan kehidupan. Kegiatan ini meliputi pertahanan, pembersihan, transportasi, makanan, perumahan, dan kamuflase.
Simbiosis umumnya digunakan sebagai metode pertahanan. The simbion pilih host dengan mekanisme pertahanan yang lebih baik maka mereka miliki. Contoh dari perilaku ini ada antara Kepiting Carrier dan Urchin.Kepiting Carrier sangat kreatif dalam menemukan pertahanan. Spesies ini akan membawa bulu di punggung mereka untuk perlindungan saat melintasi dasar laut. Landak lebih suka menyendiri keberadaan tetapi tidak dirugikan oleh kegiatan ini.
          Simbiosis umumnya digunakan untuk tujuan pembersihan. Dengan membersihkan simbiosis simbion tidak tinggal dalam jaringan ‘tuan rumah mereka. Ada praktek umum dari “stasiun pembersihan”. Ini adalah di mana ikan besar akan pergi ke tempat-tempat simbion, bersih udang dan ikan, hidup. Pembersih memilih dari parasit, ganggang, dan detritus dari ikan yang lebih besar, mendapatkan makanan dari proses pembersihan. Proses ini membantu menjaga kesehatan populasi laut banyak. Ada beberapa jenis ikan yang bahkan mengubah warna untuk menunjukkan bahwa mereka perlu dilakukan dalam proses pembersihan, membuat parasit eksternal menonjol lebih terhadap kulit mereka. Sebuah contoh yang sempurna dari perilaku pembersihan adalah Udang Cleaner dan Kerapu.
          Transportasi adalah cara lain organisme menggunakan simbiosis. Ketika satu hewan menggunakan lain untuk transportasi, hubungan simbiosis disebut phoresis. Contoh dari jenis hubungan yang ada antara kepiting Swimmer dan Actinopyga. Ini adalah hubungan commensally terkait antara landak yang Actinopyga dan Kepiting Swimmer. Para Perenang Kepiting manfaat, menerima transportasi dan perlindungan dari Actinopyga.
          Simbiosis juga digunakan sebagai cara untuk simbion untuk mendapatkan makanan. Beberapa jenis udang, kepiting dan copepoda hidup di cnidaria karang dan lainnya permukaan menciptakan hubungan commensally terkait. Udang / kepiting / copepoda manfaat dengan mengkonsumsi lapisan lendir, kulit mati atau partikel organik mengikuti dari karang. Kegiatan ini tidak merugikan host krustasea. Kegiatan ini bahkan dapat mengakibatkan udang / kepiting / copepoda makan mengeluarkan parasit sesekali, melindungi krustasea tersebut.
          Organisme menggunakan simbiosis sebagai cara untuk membuat rumah. Endoecism mengacu pada hewan yang hidup di tempat penampungan yang dibuat oleh tuan rumah mereka. Contoh dari jenis hubungan yang ada antara Goby Arrow dan kepiting. The Arrow Goby dapat ditemukan dalam liang dari beberapa invertebrata. Mereka lebih memilih lubang kepiting, di mana mereka hidup dan mencari makanan. Mereka akan memakan limbah dari host, memberikan peran pengurus rumah tangga. Pada saat makanan yang mereka temukan adalah terlalu besar bagi mereka untuk makan sehingga mereka memberikannya kepada kepiting, memberikan tuan mereka dengan makanan. Hubungan ini juga ada antara Goby dan udang buta. The goby, tidak dapat menggali lubang, menggunakan udang sebagai rumah, udang, tidak bisa melihat potensi predator, menggunakan goby sebagai bentuk perlindungan. Ketika predator Blind Udang pendekatan sentuhan ikan goby udang dengan ekornya untuk memperingatkan hal itu, maka baik udang dan ikan goby menarik ke dalam bersembunyi.
          Kamuflase adalah cara lain organisme menggunakan simbiosis. Ikan Pensil atau kuda laut dan tempat tidur rumput pameran hubungan ini. Pensil Ikan biasanya berada di tempat tidur rumput apung, menggunakan mereka untuk menyembunyikan. Kepiting Anemone Hermit (Dardanusm pedunculatus) dan anemon laut kecil juga menggunakan simbiosis untuk membuat kamuflase. Kepiting Hermit akan melampirkan beberapa anemon cangkangnya, memberikan baik kamuflase dan pencegah terhadap predator. Manfaat untuk anemon adalah bahwa terkena lebih banyak makanan dengan kepiting sebagai rumah mobile maka akan anda temui jika itu diam.












III
PENUTUP

3.1.  Kesimpulan
3.1. Siklus reproduksi ikan mas dimulai didalam gonad, yakni ovarium pada ikan betina dan testis pada ikan jantan.
3.2. Di alam asli, ikan mas dapat ditemui di pinggiran sungai, danau, atau perairan tawar lainnya yang keadaan air tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras. Meskipun ikan mas termasuk ikan air tawar, namun tidak jarang ikan ini ditemui hidup di daerah muara sungai yang berair payau
3.3. Berdasarkan kebiasaan makanannya, ikan dapat digolongkan menjadi ikan karnivor, herbivor, dan omnivor. Penggolongan ini didasarkan atas morfologi pencernaannya
3.4. Hubungan simbiosis adalah keterkaitan yang terjalin di antara spesies-spesies yang secara bersama mengembangkan cara hidup saling melindungi, memberi makan, atau membersihkan pasangannya.

















DAFTAR PUSTAKA


Susanto, 2003. Ikan hias air tawar, penebar. Jakarta. 237 hal
Bachtiar, R,Y .2002. pembesaran ikan mas di kolam perkarangan. Agromedia pustaka, Jakarta.
Cahyono, B. 2002. Budiaya Air tawar kanisius, Yogyakarta 10-14 hal
Djarijah, 2001. Pembenihan ikan mas. Kanisius. Yogyakarta, 30-34 hal
Herlina, 2002, pembasaran ikan mas dikolam air tawar. Agromedia pustaka. Jakarta. 12-17 hal
Effendi, M,I. 2002. Biologi perikanan. Edisi revisi, Yayasan Pustaka Nusantara 163 hal
Bardach et al. 1972. Perkembangan ikan mas samai larva. Fakultas Biologi Unsoed, Purwakerto.
Santi Kawanti. 2009. Kiat Budidaya Ikan Mas di Lahan Kritis. Penebar Swadaya. Jakarta.72-80 hal

2 komentar:

  1. 888casino Review 2021 | Is 888Casino Safe For Players?
    888Casino Review & 188벳 Ratings. 봄비 벳 Read 온라인바카라게임 our 888casino casino review before 온라인포커 you play. Learn everything about its 슬롯가입머니 banking options, games, & jackpots!

    BalasHapus
  2. Harrah's Cherokee Casino - MapYRO
    The casino 제천 출장마사지 features a variety of table games, video poker, blackjack, 제주 출장마사지 craps, roulette, live dealer casino, poker and 광주광역 출장샵 slots. The poker room also features 양주 출장마사지 an outdoor 창원 출장샵 pool and

    BalasHapus